nasihatsyekh abdul qadir al jailani tentang ridho. wasiat nasehat syekh abdul qadir al jailany. karomah syekh abdul qodir jailani ketika jadi gelandangan. tinta harian wasiat terakhir syeikh abdul qadir al. ghaib99 asma syeikh abdul qodir al jaelani r a. wasiat syaikh abdul qadir jailani bahasa dan CucuSyekh Abdul Qodir al-jilani, yakni Syekh Syarif Muhammad Fadhil al-Jilani mengemukakan, semua imam bertasawuf dengan tarekat yang hakiki karena tasawuf yang hakiki merupakan ilmu yang hakiki. Ia menyebutkan bagaimana Imam Malik mengemukakan pentingnya bertasawuf, yakni 'Barangsiapa bertasawuf tanpa berfiqih maka dia zindiq. Penemuankarya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh cucu ke-25-nya sendiri, Syekh Dr. Muhammad Fadhil, membuat dunia akademik dan pengamal tarekat/tasawuf terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Naskah ini selama 800 tahun menghilang dan baru ditemukan secara utuh di Vatikan. Manuskrip yang berisi 30 Juz penuh ini tersimpan secara baik di perpustakaan. Dankemudian ditemukan oleh cucu Syekh Abdul Qodir al-Jailani yang ke-25, yaitu Syekh Fadhil al-Jailani al-Hasani al-jimazraq di perpustakaan Vatikan. Dalam kitab Tafsir al-Jailani, tidak ditemukan alasan yang jelas kenapa Syekh Abdul Qodir al-Jailani mengarang kitab tafsir tersebut. Kitabyang berisi puluhan risalah dari Syekh Abdul Qadir al-Jailani ini merupakan karya beliau yang paling terkenal. Risalah yang terkandung dalam buku ini disampaikan dengan sangat singkat dan to the point melalui kata kata yang indah. Risalahnya pendek, tetapi penuh makna ini mencakup topik topik yang menarik bagi setiap pencari jalan spiritual. Semua nabi dimotivasi untuk mencari ilmu," tutur Dr. KH. Fathul Bari, S.S., M.Ag. menerjemah nasihat dari Syekh Prof. Dr. Fadhil Al-Jailani, subZy. TERLENGKAP PERTAMA Terjemah Tafsir al-Jailani dalam Bahasa Indonesia Para pencinta Syekh Abdul Qadir al-Jailani di Indonesia patut bersyukur karena salah satu karya terbesar Sulthânul Auliyâ’, yaitu Tafsir al-Jailani, telah selesai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan edisi perdananya terbit pada Maret 2022 ini, lengkap 6 jilid. belas tahun yang lalu Tafsir al-Jailani diperkenalkan pertama kali oleh Syekh Prof. Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani, cucu ke-24 dari Sulthânul Auliyâ’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Beliaulah yang mencari, mengumpulkan, men-tahqiq, dan menerbitkan kitab-kitab karya datuk beliau. Sejak memperkenalkan Tafsir al-Jailani, Syekh Fadhil juga mengamanahkan kepada muhibbinnya agar Tafsir al-Jailani diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Setelah 15 tahun menanti, pada 2022 ini beliau sangat bahagia karena terjemahan Tafsir al-Jailani dalam bahasa Indonesia akhirnya berhasil diterbitkan. Dalam kesempatan kunjungannya ke Indonesia pada awal 2022 ini, Syekh Fadhil berkali-kali mengutarakan kebahagiaannya itu di setiap majelis yang beliau hadiri. “Saya bahagia karena Tafsir al-Jailani telah selesai diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan segera terbit,” tutur Syekh. Satu-satunya Terbitan yang Mendapatkan Lisensi dan Restu dari Syekh Fadhil Diterbitkan oleh Penerbit Qaf, Markaz al-Jilani Asia Tenggara, dan Dar ar-Raudhah al-Islamiyyah di bawah amanah dan himmah langsung dari muhaqqiq Tafsir al-Jailani Maulana Syekh Prof. Dr. Muhammad Fadhil al-Jailani. Didukung Tim Pembaca Ahli dari Para Kiai Mursyid Selain penerjemahan dan penyuntingannya dikerjakan oleh para ahli di bidangnya, Tafsir al-Jailani ini juga didukung oleh para pembaca ahli dari kalangan mursyid. Mereka adalah Achmad Chalwani Nawawi, Ahmad Marwazie al-Batawi, Hakim Tubagus Fauzan, Masbuhin Faqih, Mustofa Aqil Siroj, Rohimuddin Nawawi al-Bantani, dan Muhammad Danial Nafis Edisi Luks dan Eksklusif Produk ini luks dan eksklusif karena [1] tiap jilid berbahan sampul tebal dan keras atau hardcover, [2] kertas isi menggunakan Qur’an Paper QPP, jenis kertas premium yang biasa digunakan untuk mencetak mushaf Al-Qur’an, terkenal awet dan tidak mudah berjamur, [3] isi buku dicetak dengan dua warna, dan [4] enam jilid tidak akan mudah tercecer karena dilengkapi boks berbahan board tebal untuk mengemasnya. Dengan nilai-nilai eksklusivitas yang dimilikinya, produk ini sangat layak untuk dikoleksi. Dalam kitab ini, Syekh al-Jailani tidak sekadar menafsirkan Al-Qur’an dengan pola tafsir yang semata-mata mengandalkan ilmu dan pemahaman seperti yang lazim terdapat dalam pelbagai kitab tafsir lain. Tafsir ini lebih banyak bertumpu pada pemaparan berbagai sugesti yang menghidupkan ruh serta dapat menumbuhkan ketakwaan di satu sisi, dan di sisi lain, mampu mengikat murid dengan gurunya, sehingga guru dapat terus meningkatkan kualitas murid hingga mencapai derajat setinggi mungkin. Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani Muhaqqiq Tafsir al-Jailani Komentar Ulama tentang Syekh Abdul Qadir al-Jailani “Syekh al-Jailani punya jasa besar dalam bidang Hadis, Fiqih, Etika, dan Ilmu Hakikat. Ia punya reputasi yang baik. Ia lebih memilih diam kecuali bila terkait dengan amar makruf dan nahi munkar.” Al-Hafizh Ibn Katsir “Syekh Abdul Qadir al-Jailani dikenal sangat teguh memegang hukum syariat. Ia selalu mendorong orang lain untuk mengikuti jalan syariat dan menjauhi menentang syariat.” Ibn Hajar al-Asqalani “Saya datang ke Bagdad pada 561 H. Saat itu Syekh Abdul Qadir berada di puncak karier keilmuan, pengamalan ilmu, posisi, dan fatwa. Banyaknya ilmu yang dikuasai, membuat seorang pelajar tidak ingin belajar di tempat lain. Ini juga didukung kesabaran dan lapang dada Syekh dalam melayani banyaknya orang yang ingin belajar. Saya belum pernah melihat orang yang diagungkan karena ilmu agama melebihi Syekh ini.” Ibn Qudamah al-Maqdisi “Syekh al-Jailani dihormati ulama dan para zahid pada masanya. Selain dikaruniai banyak keutamaan dan karamah, ia juga memiliki pandangan baik tentang tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu makrifat yang sesuai dengan Sunnah.” Ibn Rajab “Syekh Abdul Qadir al-Jailani tampil hidup hampir satu abad sendirian dalam dakwah menuju Allah. Dampak positifnya dirasakan dunia Islam di sekitarnya. Pengaruhnya besar. Belum ada tokoh yang berpengaruh dalam waktu sepanjang itu.” Abu al-Hasan al-Nadwi Previous Next Spesifikasi Buku JudulTAFSIR AL-JAILANI 6 JilidPenulisSyekh Abdul Qadir al-JailaniISBN978-623-6219-16-4 no. lengkap 978-623-6219-17-1 jilid 1 978-623-6219-18-8 jilid 2 978-623-6219-19-5 jilid 3 978-623-6219-20-1 jilid 4 978-623-6219-21-8 jilid 5 978-623-6219-22-5 jilid 6Dimensi17 × 24,5 cmSpek isiJilid 1 576 hal. QPP dua warna Jilid 2 576 hal. QPP dua warna Jilid 3 564 hal. QPP dua warna Jilid 4 492 hal. QPP dua warna Jilid 5 560 hal. QPP dua warna Jilid 6 580 hal. QPP dua warnaSampulHard CoverKemasanBoksTerbitMaret Daftar Isi Buku Jilid 1Surah al-Fātiḥah [1] – Surah al-Māʾidah [5]Jilid 2Surah al-Anʿām [6] – Surah Ibrāhīm [14]Jilid 3Surah al-Ḥijr [15] – Surah an-Nūr [24]Jilid 4Surah al-Furqān [25] – Surah Yāsīn [36]Jilid 5Surah aṣ-Ṣāffāt [37] – Surah al-Wāqiʿah [56]Jilid 6Surah al-Ḥadīd [57] – Surah an-Nās [114] Berapa harganya? Harga normalnya menariknya, dapatkan harga promo untuk pemesanan hari ini. + Gratis Ongkir 100rb Baca Sampel Gratis Bukti Konfirmasi Pembeli Mau pesan? Tekan tombol “Pesan Sekarang” di bawah ini. Sidoarjo, NU Online Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Syekh Muhammad Fadhil al-Jailani hadir sebagai pengisi acara Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani pada kegiatan ritual keagamaan Puncak Resepsi 1 Abad NU di area Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur Selasa 7/2/2023 dini hari. Syekh Fadhil al-Jailani yang didampingi Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi Gus Fahrur menyampaikan bahwa Indonesia sudah seperti negaranya sendiri. Bahkan bila ada orang yang bertanya saat hendak ke Indonesia, ia selalu menjawab dirinya datang ke negaranya sendiri. "Kalau seandainya saya pergi ke Amerika, saya ditanya ke mana kamu pergi? Saya mau pergi ke Amerika. Ke mana kamu? Saya mau ke Eropa. Ke mana kamu? Ke Afrika. Ke mana kamu? Ke Rusia. Tetapi kalau ke Indonesia, saya jawab saya datang ke negara saya sendiri yang dijaga oleh Allah swt," katanya disambut tepuk tangan ribuan jamaah yang hadir. Syekh Fadhil mengatakan, kehadirannya di acara Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani untuk mengisi mauidzah hasanah. Dia akan menyampaikan nasihat-nasihat yang disampaikan sang kakek Syekh Abdul Qadir Jailani kepada dirinya. Dia juga mengaku akan memberikan ijazah tariqah qadariyah al-Aliyah. "Tetapi sebelum itu saya ingin mengajak jamaah berdzikir bersama dan serta melantunkan qasidah bersama sebelum ditutup dengan doa," tuturnya. Ia menegaskan bahwa NU adalah organisasi penganut paham Ahlusunnah wal Jamaah yang dia cintai. Dia juga sempat merasa bingung datang ke acara NU, karena kondisi sang ibunda yang sedang terbaring sakit. Namun, berkat doa dan izin dari sang ibunda, Syekh Fadil akhirnya memutuskan untuk datang ke acara resepsi satu Abad NU. "Saking cintanya saya kepada NU," ujarnya. Sebelumnya, Syekh Fadhil al-Jailani juga menghadiri acara Muktamar Fiqih Peradaban I yang digelar di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin 6/2/2023 pagi. Syekh Fadhil hadir bersama ulama fikih mancanegara lainnya untuk mendiskusikan terkait piagam PBB. Pantauan NU Online, kegiatan manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani diikuti oleh ribuan jamaah Puncak Resepsi 1 Abad NU yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka sudah memadati area Stadion Delta Sidoarjo sejak Senin 6/2/2023 malam. Setibanya di Stadion Delta Sidoarjo para jamaah langsung memadati panggung Khatmil Qur'an dan Shalawat di area stadion. Mereka tampak antusias mengikuti tawasulan, pengajian, dan shalawatan. Termasuk shalawatan bareng KH Said Agil Husein Al-Munawwar. Kontributor Abdul Rahman Ahdori Editor Syamsul Arifin Syekh Abdul Qodir al-Jailani adalah sufi besar Islam yang lahir pada tahun 471 H, di daerah Jilan, Kurdistan Selatan. Beliau juga merupakan pendiri Thoriqoh Qodiriyyah, yang pengikutnya tersebar diberbagai belahan dunia Islam. Syekh Abdul Qodir al-Jailani sendiri, merupakan sosok ulama tasawuf yang mempunyai banyak gelar, salah satunya adalah wali Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak asing bagi masyarakat Islam di Indonesia, khususnya Ahlussunnah wal Jama’ah. Salah satu tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Islam aswaja adalah manaqiban. Yaitu membaca manaqib atau riwayat hidup Syekh Abdul Qodir sosok ulama besar Islam, Syekh Abdul Qodir al-Jailani mempunyai banyak karya di berbagai bidang, salah satunya adalah tafsir. Hanya saja, karya-karya Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak begitu banyak yang Abdul Qodir al-Jailani adalah satu dari para ulama tasawuf, yang mempunyai karya dalam bidang tafsir Tafsir al-Jailani. Banyak karya-karya Syekh Abdul Qodir al-Jailani, yang hilang atau tidak diketahui keberadaannya, dan salah satunya yang pernah hilang adalah kitab Tafsir al-Jailani, menurut para ahli sejarah dan pengkaji tasawuf pernah hilang selama 800 tahun. Dan kemudian ditemukan oleh cucu Syekh Abdul Qodir al-Jailani yang ke-25, yaitu Syekh Fadhil al-Jailani al-Hasani al-jimazraq di perpustakaan kitab Tafsir al-Jailani, tidak ditemukan alasan yang jelas kenapa Syekh Abdul Qodir al-Jailani mengarang kitab tafsir tersebut. Tetapi berdasarkan keterangan yang ada, Syekh Abdul Qodir al-Jailani menulis kitab-kitabnya karena adanya kekecewaan dengan keadaan masa ketika beliau hidup. Karena pada masa itu, banyak kemunafikan dan kesenangan duniawi yang merajalela, sehingga beliau hijrah dan mengasingkan diri, serta gencar memberikan nasihat-nasihat tasawuf. Hal ini yang, mungkin, menjadi latar belakang beliau menulis kitab-kitabnya termasuk Tafsir al-Jailani merupakan kitab tafsir yang menggunakan bentuk al-Iqtirani, yaitu perpaduan antara Tafsir bi al-Matsur dan Tafsir bi al-Ra’yi. Syekh Abdul Qodir al-Jailani memadukan antara riwayat yang kuat dan shahih, dengan hasil ra’yi yang dalam mengemukakan riwayat, baik asbabun nuzul atau hadis yang mendukung, Syekh Abdul Qodir al-Jailani tidak menyebutkan sanad yang cara menjelaskan atau menafsiri ayat-ayat Al-Qur’an, Syekh Abdul Qodir al-Jailani menggunakan metode bayani, yaitu penafsiran dengan cara menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya dengan memberikan keterangan secara diskriptif, tanpa membandingkan riwayat dan memberikan pentarjihan Abdul Qodir al-Jailani juga menggunakan metode ijmaly. Metode ijmaly sendiri merupakan sebuah metode yang menafsirkan ayat Al-Quran secara global, tidak mendalam dan panjang al-Jailani adalah satu di antara banyak kitab tafsir yang bercorak sufistik. Corak sufistik yang ada dalam Tafsir al-Jailani, tidak bisa dilepaskan dari corak pemikiran pengarangnya yang merupakan salah satu ulama besar dalam dunia tasawuf. Sehingga dalam mengarang kitab tafsir, maka kemungkinan besar akan berimplikasi terhadap penggunaan corak tafsir isyari sufi.Corak tasawuf yang terdapat dalam kitab Tafsir al-Jailani sangat terlihat jelas. Bahkan hampir semua ayat yang ditafsirkan, selalu dihubungkan dengan ketauhidan, yang menjadi pokok dari ajaran tasawuf. Selain itu, Syekh Abdul Qodir al-Jailani juga menuliskan lampiran munajat dengan berisi Asma’ul Husna dan sya’ir-sya’ir sufi Qosidah al-Khomriyah, yang berada di jilid akhir dari kitab Tafsir A’lam. Jakarta, – Maulana Assayid Assyarif Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani lahir pada 1 April 1954 M di Desa Jimzaraq, Kurtalan, wilayah Is’ird, sebelah Timur Turki yang terkenal dengan kawasan ulama. Beliau adalah cicit dari generasi ke-25 Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Sejak usia 2 tahun oleh kakeknya, al-Quthub al-Alim Syekh Muhammad Shiddiq al-Jailani al-Hasani, beliau dibawa ke desa Tilan yang terkenal dengan daerah kalangan orang-orang mulia Saadah Asyraf dari trah al-Jailaniyah. Beliau besar di bawah bimbingan kakeknya tersebut. Hingga usia 13 tahun beliau kembali ke keluarganya di Jimzaraq untuk menyempurnakan pendidikan keagamaan. Kemudian beliau dikirim oleh kakeknya melanjutkan belajarnya di Kota suci Madinah selama beberapa tahun. Hingga pada tahun 1978 M, terbesit dalam hati beliau untuk mencari dan meneliti buah karya Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jailani radhiyallahu‘anhu yang masih banyak berbentuk tulisan tangan asli manuskrip. Sejak saat itulah beliau habiskan waktu untuk mencari dan meneliti buah karya tersebut. Beliau kunjungi sekitar 50 perpustakan resmi nasional dan 10 perpustakaan khusus sulit dimasuki khalayak umum di lebih dari 25 negara. Kunjungan seperti ini beliau ulangi lebih dari 20 kali untuk beberapa negara. Dalam kunjungan tersebut beliau berhasil menemukan 17 kitab dan 6 manuskrip, salah satunya Tafsir al-Jailani yang menurut telaahan beliau tidak ada duanya dan bandingannya di dunia ini. Beliau mensyarahnya dengan menghasilkan sekitar lembar selain tafsir dan karya lain yang hilang yang tidak ditemukan di dunia ini selain dari usaha beliau. Beliau pun akan terus mencari dan meneliti karya-karya Sulthanul Auliya yang sangat banyak dan masih tersebar di belahan dunia. Terlebih, selepas keliling dunia beliau menjadi tahu bahwa ada 14 kitab yang hilang, belum diketahui keberadaannya. Ada pengalaman menarik yang beliau dapat saat mengunjungi perpustakaan Vatikan, Italia. Saat penjaga perpustakaan menanyakan maksud kunjungan beliau, maka seorang teman yang mendampingi beliau menjawab bahwa beliau sedang mencari dan meneliti kitab-kitab karya kakek beliau al-Jailani. Mendengar jawaban tersebut spontan sang penjaga pun berdiri penuh penghormatan dan berkata, “oh ya ya… Filusuf Islam, Abdul Qadir al-Jailani. Selepas beliau masuk ke perpustakaan tersebut, beliau temukan dalam katalog dan beberapa buku berbahasa Italia sebuah tulisan “Filusuf Islam”, dan dalam beberapa buku berbahasa arab “Syaikhul Islam wal Muslimin”. Kedua julukan ini beliau tidak temukan di tiga benua manapun kecuali di perpustakaan Vatikan. Di perpustakaan tersebut beliau juga temukan sebuah ibarat “Adalah Syekh Abdul Qadir al-Jailani radhiyallahu ‘anhu yang membicarakan bahasan 13 cabang keilmuan”. Pendidikan dan Karya Emas Maulana Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jilani Maulana Syeikh mendapatkan gelar Sarjana Syariah dengan predikat baik sekali, dari University of Islamic Studies Pakistan pada tahun 2000. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 2003 beliau mendapatkan gelar Diploma Pasca Sarjana Studi Islam, dengan predikat baik sekali, juga dari University of Islamic Studies Pakistan. Pada tahun 2006, Maulana Syeikh berhasil menyelesaikan Doktoral Studi Islam Spesialisasi Studi Filologi dengan predikat baik sekali, dari Al-Ummah Open University Pakistan. Maulana Syeikh pada tahun 2015 mendapat gelar Professor bidang Studi Islam the American Open University School of Islamic & Arabic Studies. Sampai saat ini Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jilani masih aktif sebagai dosen di American University for Human Sciences/California. Selain itu Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jailani masih menjadi Pimpinan Umum Markaz al-Jilani Istanbul sampai saat ini. Beliau juga masih aktif sebagai peneliti manuskrip kitab-kitab turost, terutama turots-turost Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra. Beliau juga pernah menjadi Guru Besar Masjid Nabawi semasa di Madinah. Berikut Karya Ilmiah Karangan Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jilani Nahrul Qadiriyah Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Tahqiq wa Dirasah Tafsir Surat Al-Fatihah wa Al-Baqarah Studi Filologi Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Al-Futuwwah fi Kaifiyati Akhdzi al-Ahdi wa al-Bai’ah Konsep Pengambilan Bai’at Dalam Tarekat al-Qadiriyah. Berikut Hasil Penelitian Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jailani Studi dan Penelitian Kitab Tafsir al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Al-Fath Ar-Rabbani karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Syarh Shalawat karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Nashaih al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Ushuluddin karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Studi dan Penelitian Kitab Al-Mukhtashar fi Ulumiddin karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra.. Dan beberapa hasil Studi dan Penelitian kitab-kitab karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini ra. yang sudah tercetak sekitar 24 kitab dan beberapa lebih dari 48 kitab dalam proses penelitian. Karomah Maulana Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jilani Syekh Muhammad Fadhil al-Jilani dan KH Musthofa Aqil Siroj memiliki hubungan sangat dekat sekali. Hal ini dikarenakan setiap kunjungan Syekh Fadhil ke Indonesia pasti akan mampir ke rumah Kiai Musthofa. Bahkan Syekh Fadhil pernah mengatakan bahwa Kempek adalah rumah kedua beliau. Begitu pula KH Musthofa Aqil, beliau bersama istri, Nyai Shobihah Maimoen Zubair pernah bersilaturrahmi ke rumah Syekh Fadhil di Turki. Selain itu, setiap kunjungan Syekh Fadhil di Kempek pasti dihadiri oleh ribuan orang yang ingin mendapatkan berkah dan karomah dari cucu ke-25 Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Banyak orang yang merasakan karomah Syekh Fadhil, di antranya pengasuh Pesantren KHAS Kempek Cirebon, KH Muhammad Musthofa Aqil Siroj. Berikut beberapa karomah Syekh Fadhil menurut Kiai Musthofa Aqil seperti yang beliau ceritakan dalam ceramahnya Pertama, ketika untuk pertama kalinya Syekh Fadhil berkunjung ke Kiai Musthofa Aqil. Kemudian Syekh meminta menginap di rumah Kiai Musthofa. Di mana pada malam itu, sebenarnya Kiai Musthofa punya jadwal pengajian di daerah Majalengka. Kiai Musthofa merasa bingung antara menemani Syekh di rumah atau meninggalkan Syekh, demi menghadiri pengajian tersebut. Dalam keadaan demikian, tiba-tiba ada telepon dari panitia bahwa di Majalengka sedang hujan besar. Jadi saran panitia, lebih baik Kiai Musthofa tidak usah mengisi pengajian. “Alhamdulillah, Allah telah memberi keputusan untuk tetap bisa bersama dengan Syekh Fadhil di rumah,” kata Kiai Musthofa. Kedua, pada hari Sabtu sekitar jam 12, Syekh Fadhil permisi pulang. Setelah Syekh pergi, Ustadz Rohim menelpon Kiai Musthofa bahwa Syekh minta madu. Lantas beliau mengirim seseorang untuk mengantarkan madu tersebut kepada Syekh di Tol Kanci. Setelah itu, Kiai Musthofa masuk ke rumah dan berwudlu untuk melaksanakan shalat dzuhur. Setelah selesai, tiba-tiba ada tamu mengetuk pintu rumah. “Tok tok tok, Assalamu’ Lalu dijawab oleh Kiai Musthofa, “Wa’alaikumussalam,” jawab Kiai Musthofa. Kemudian dibuka pintunya, “Silakan masuk, dari mana pak?,” tanya Kang Muh. “Saya dari Riau, membawa madu untuk Kang Muh” jawabnya. Subhanallah, kata Kiai Musthofa, madu yang saya kirim kepada Syekh belum sampai diterima oleh beliau tetapi Allah sudah memberikan balasan madu satu wadah besar kepada saya. Ketiga, pertengahan tahun 2010, tepatnya pagi hari Jumat, Syekh Fadhil dengan Ustadz Rohim datang ke Kempek. Kemudian diadakan pertemuan yang dihadiri sekitar 400 kiai, bertempat di sebuah gudang yang dibuat menjadi ruang pertemuan dan di depan gudang merupakan tanah milik orang lain. Ketika selesai dari pertemuan, Kiai Musthofa matur kepada Syekh, “Ya Syekh berdoalah kepada Allah supaya tanah ini menjadi pondok Kemudian Syekh tersenyum. Kiai Musthofa paham isyarat tersebut, bahwa mana mungkin tanah milik orang lain mau dijadikan pondok. Kemudian Syekh mengangkat kedua tangannya dan berdoa. Setelah Syekh Fadhil pulang pada hari Sabtu, kemudian pada hari Senin setelah Ashar, sekitar jam 5 sore, orang yang punya rumah di depan bengkel itu datang meminta Kiai Musthofa membelinya karena rumah tersebut hampir roboh. Lantas, rumah itu dibeli. Ternyata, tetangga-tetangga yang lainnya juga rumahnya ingin dijual kepada Kiai Musthofa. Akhirnya, atas berkah doa Syekh Fadhil, hajat Kiai Musthofa Aqil terkabul. Setengah tahun kemudian, gudang itu dibangun aula al-Ghadier dan dimulai pembebasan tanah. Sehingga sekarang area ini telah menjadi Pondok Pesantren sebagai tempat santri mengaji. Redaksi Aktual

syekh fadhil al jailani